Pasukan Perdamaian ke Gaza — Jalan Sesat yang Mengokohkan Penjajahan

Oleh: Mei Widiati, M.Pd. 


Rencana Indonesia mengirim pasukan perdamaian ke Gaza melalui PBB sering dipuji sebagai langkah heroik. Namun fakta politik internasional menunjukkan sebaliknya: PBB bukan lembaga netral, melainkan forum yang dikunci lima negara veto, terutama AS—pendukung utama Israel.


Resolusi DK-PBB 2803, yang kini menjadi dasar misi internasional di Gaza, secara terang mengadopsi Rencana 20 Poin Trump: pembentukan pemerintahan transisi di bawah kendali AS, pemerintahan teknokratis non-politik yang menyingkirkan Hamas, serta pembentukan ISF (International Stabilization6 Force) yang bertugas melucuti perlawanan Gaza.


Dengan kata lain, “pasukan perdamaian” bukan untuk melindungi Gaza—tetapi untuk menjaga Israel tetap aman dan memastikan Gaza tetap demiliterisasi. Ini bukan perdamaian; ini pengikatan tangan korban.


Soft power tak menghentikan pembunuh


Aksi kecaman, doa bersama, bantuan kemanusiaan—semua baik. Tapi itu tidak menghentikan penjajah dari mengebom rumah sakit dan membantai warga Gaza.


Akar masalahnya bukan kurang bantuan, tapi keberadaan penjajah.


Al-Qur’an tidak pernah memerintahkan umat Islam merawat korban tanpa menghentikan penjahatnya.


Allah berfirman:


وَقَاتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَكُمْ 


“Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kalian.” (TQS. Al-Baqarah: 190)


Rasulullah ﷺ bersabda:


“Tinggalkanlah kalian transaksi dengan orang dzalim, karena siapa yang membantunya, ia akan datang pada hari kiamat menanggung dosa kedzalimannya.” (HR. Ahmad)


Mendukung skema PBB yang melucuti perlawanan Palestina termasuk bentuk pertolongan kepada kezhaliman.


Solusi Dua Negara: Melegitimasi Penjajah


Pemerintah Indonesia kembali menyuarakan two-state solution. Namun solusi ini justru mengakui Israel sebagai negara sah, padahal ia berdiri di atas rampasan, pembunuhan, dan pembersihan etnis.


Bagaimana mungkin rumah yang dirampok lalu dibagi dua dianggap adil?


Allah menegaskan:


وَلَا تَرْكَنُوٓا۟ إِلَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوا۟ فَتَمَسَّكُمُ ٱلنَّارُ  ١١٣

"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka." (TQS. Hud:113)



Solusi dua negara adalah bentuk ridha terhadap penjajahan.


Bahaya Normalisasi


Netanyahu menargetkan normalisasi dengan Indonesia sebelum pemilu 2026. Jika itu terjadi: agresi Israel menjadi legal atas nama “pertahanan diri”, pembunuhan atas warga Palestina menjadi sah, perjuangan pembebasan Palestina lumpuh. Normalisasi = legalisasi kejahatan.


Jalan Keadilan: Mengusir Penjajah, Bukan Mengamankannya


Islam tidak mengajarkan kompromi dengan para perampas tanah suci. Yang diajarkan adalah membebaskan tanah yang dizalimi dan mengembalikannya kepada pemilik sahnya.


Rasulullah ﷺ bersabda:


“Barangsiapa terbunuh dalam membela hartanya, keluarganya, atau tanah airnya, maka ia syahid.” (HR. Tirmidzi)


Itulah hukum Allah: penjajahan tidak dilawan dengan pasukan penjaga status quo, tetapi dengan kekuatan yang menghentikan kezaliman.


Misi pasukan perdamaian PBB bukan solusi—itu jebakan politik yang memperpanjang kolonialisme Israel. Solusi dua negara adalah legitimasi penjajah. Normalisasi adalah pengkhianatan terhadap rakyat Palestina dan ajaran Islam.


Keadilan hanya tegak jika penjajah diusir dan Palestina kembali ke umat Islam. Inilah perintah Allah, inilah sunnah sejarah, inilah jalan kemerdekaan sejati.


Wallaahu a'lam bishshowab

Posting Komentar

 
Top